Pada suatu hari, seorang Petani mengalami gagal panen, pada saat yang bersamaan Petani itu sedang membutuhkan uang untuk memperbaiki rumahnya. Setelah berbincang-bincang dengan sang Istri, Petani itu memutuskan untuk menjual Kerbau milik satu satunya untuk memperbaiki rumahnya. Keesokan hari nya Ia bersama Anaknya membawa kerbaunya ke Pasar. Di perjalanan Petani itu bertemu dengan seorang Pemuda.
"Betapa kejamnya, kasihan Anaknya, biarkan dia menaiki kerbaunya"
"Iya Pak, Pemuda itu benar juga. lagi pula Aku juga ingin menaiki Kerbau ini" kata si anak.
Petani itu pun sangat setuju lalu membantu Anaknya menaiki Kerbaunya. Beberapa saat kemudian mereka bertemu seorang Pengembara.
"Apa kau tidak kasihan pada Ayahmu yg sudah tua? Biarkan Ayahmu yang menaiki Kerbau itu!"
Petani itu pun menuruti pendapat Penggembara itu, lalu dia menaiki Kerbau itu dan menyuruh Anaknya turun. Dalam perjalanan mereka bertemu lagi dengan sepasang Suami Istri.
"Buat apa jalan kaki kalau membawa seekor Kerbau yang bisa di naiki?"
Mendengar ucapan itu Petani itu langsung menyuruh Anaknya ikut naik juga, sehingga Kerbau itu berjalan dengan menopang berat dua orang. Ketika sudah sampai di pintu masuk Pasar ada seorang Pedagang yang menegur Petani itu dan Anaknya.
"Betapa kejam orang-orang jaman sekarang, seenaknya saja menyiksa binatang"
Sang petani yang merasa di tegur langsung membuat kesepakatan dengan Anaknya untuk memikul Kerbau itu. Di ambilnya sebuah bambu dan diikatkan kaki-kaki Kerbau itu di bambu. Ketika sudah sampai di depan tempat penjualan binatang ada seorang Anak Kecil mengolok-olok Petani itu.
"Lihat ada orang bodoh, Kerbau kok di gendong, hahahaha"
Anak Kecil itu tertawa terbahak-bahak sampil bertepuk tangan. Kerbau yang di pikul kedua orang itu pun takut karena ulah Anak Kecil itu akhirnya jatuh lalu pergi menghilang entah kemana. Petani dan Anaknya
mencoba mencari tapi tidak ketemu. Akhirnya Petani dan Anaknya pulang tanpa membawa apa-apa.
Begitulah manusia, selalu punya sudut pandang dan pola pikir yang berbeda. Apapun yang terbaik menurut kita, belum tentu baik menurut orang lain. Tetaplah pada pendirian kita masing2 jika itu menurut kita adalah yang terbaik. "Be You're Self And Positif Thinking".
"Betapa kejamnya, kasihan Anaknya, biarkan dia menaiki kerbaunya"
"Iya Pak, Pemuda itu benar juga. lagi pula Aku juga ingin menaiki Kerbau ini" kata si anak.
Petani itu pun sangat setuju lalu membantu Anaknya menaiki Kerbaunya. Beberapa saat kemudian mereka bertemu seorang Pengembara.
"Apa kau tidak kasihan pada Ayahmu yg sudah tua? Biarkan Ayahmu yang menaiki Kerbau itu!"
Petani itu pun menuruti pendapat Penggembara itu, lalu dia menaiki Kerbau itu dan menyuruh Anaknya turun. Dalam perjalanan mereka bertemu lagi dengan sepasang Suami Istri.
"Buat apa jalan kaki kalau membawa seekor Kerbau yang bisa di naiki?"
Mendengar ucapan itu Petani itu langsung menyuruh Anaknya ikut naik juga, sehingga Kerbau itu berjalan dengan menopang berat dua orang. Ketika sudah sampai di pintu masuk Pasar ada seorang Pedagang yang menegur Petani itu dan Anaknya.
"Betapa kejam orang-orang jaman sekarang, seenaknya saja menyiksa binatang"
Sang petani yang merasa di tegur langsung membuat kesepakatan dengan Anaknya untuk memikul Kerbau itu. Di ambilnya sebuah bambu dan diikatkan kaki-kaki Kerbau itu di bambu. Ketika sudah sampai di depan tempat penjualan binatang ada seorang Anak Kecil mengolok-olok Petani itu.
"Lihat ada orang bodoh, Kerbau kok di gendong, hahahaha"
Anak Kecil itu tertawa terbahak-bahak sampil bertepuk tangan. Kerbau yang di pikul kedua orang itu pun takut karena ulah Anak Kecil itu akhirnya jatuh lalu pergi menghilang entah kemana. Petani dan Anaknya
mencoba mencari tapi tidak ketemu. Akhirnya Petani dan Anaknya pulang tanpa membawa apa-apa.
Begitulah manusia, selalu punya sudut pandang dan pola pikir yang berbeda. Apapun yang terbaik menurut kita, belum tentu baik menurut orang lain. Tetaplah pada pendirian kita masing2 jika itu menurut kita adalah yang terbaik. "Be You're Self And Positif Thinking".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar