Senin, 11 Maret 2013

WANITA SHOLEHA

    Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “kamu sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.

Kemudian wanita berjubah panjang itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”

Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?

Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir.
Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali. Dan kebetulan saat itu suami saya juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “ aku pusing nih, ambil sendiri lah !!”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.

Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa suamiku mengerjakan semua ini? Bukankah dia juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap suami saya sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya dia terlalu lelah, hingga tak sadar juga.

Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, suamiku demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami saya tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Kamu tahu berapa penghasilan suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya, Sekitar 1,2-1,5jt/bulan. masih jauh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.

Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Ma, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan kamu ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”

Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.

Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“kamu tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.

Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?

Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.

Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.

Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.

Suatu saat jika kamu mendapatkan suami seperti suami saya, kamu tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suamimu pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.

Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar

Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..

Sabtu, 09 Maret 2013

KISAH PENAMBANG DAN JIN

    Suatu pagi pada saat menambang, seorang pemuda menemukan sebuah lampu.
Dia mencoba menggosok lampu tsb. Siapa tahu akan ada jin yg keluar utk membantunya.
Ternyata....... Benar... Muncullah jin itu.

Jin : "Hai Pemuda.... Engkau telah memanggilku yg sudah tidur dari ratusan tahun?. Aku adalah Jin Kesehatan. Aku akan memberikan kesehatan bgi seluruh keluargamu.
Tapi, Aku hanya akn memberikan 4 hari kesehatan. Jadi, tetapkanlah pilihan harimu...".

Pemuda tsb pun berpikir.
Setelah menetapkan hari, dia pun berbicara kepada jin tsb.

Pemuda : "Baiklah... Aku sudah menetapkan ke 4 hari itu.
Aku ingin: Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur dan Musim Salju"

Jin : "Wah....Itu terlalu banyak. Aku tidak bisa....Kalau begitu, aku kurangi menjadi 3 hari"

Pemuda : "Aku ingin keluargaku sehat pada waktu "Kemarin, Hari ini dan Besok"

Jin : "Itu juga tidak bisa. Masih terlalu banyaek. Kalau begitu 2 hari saja".

Pemuda : "Baiklah.... Aku hanya ingin pada waktu.."Pagi hari dan Malam hari saja".

Jin : "Kedua hari itu juga masih terlalu banyak. Sekarang aku tetapkan menjadi 1 hari & inilah yg terakhir"

Pemuda : "Kalau begitu, aku tentu ingin keluargaku sehat di "Setiap Hari"

Jin tsb pun semakin terkejut, pada akhirnya, jin pun mengabulkan permintaan dari pemuda tsb.Akhirnya, sekeluarga pun sehat selalu setiap hari.

Dari cerita di atas, dapat ditangkap bahwa terkadang dalam kehidupan sehari², diperlukan kearifan utk memecahkan masalah & juga semangat pantang menyerah dalam menghadapi ujian.

Meski dalam keadaan yg tidak mungkin, kalau kita semua bisa berpikir secara logis, maka tidak ada yg tidak mungkin dalam kehidupan.

MEMAHAMI ARTI KEHILANGAN

    Ada seorang pemuda yang merasa sangat kehilangan saat ditinggal mati istri yang sangat dicintainya.
Demikian besar rasa cintanya, sehingga ia memutuskan untuk mengawetkan mayat istrinya dan meletakkannya di dalam kamar.

Setiap hari, dia menangisi istrinya yang telah menemaninya bertahun-tahun. Pemuda itu merasa dengan kematian istrinya, maka tidak ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya.

Cerita tentang pemuda itu terdengar oleh seorang bijak yang juga terkenal memiliki kesaktian yang tinggi. Didatanginya pemuda tersebut, dan dia mengatakan bisa menghidupkan kembali istrinya. Dengan syarat dia meminta disediakan beberapa bumbu dapur yang mana hampir setiap rumah memilikinya.

Namun, ada syarat lain, bumbu dapur tersebut harus diminta dari rumah yang anggota keluarganya belum pernah ada yang meninggal dunia sama sekali.

Mendengar hal itu, muncul semangat di hati sang Pemuda tersebut. Dia berkeliling ke semua tetangga dan berbagai penjuru tempat. Setiap rumah memiliki bumbu dapur yang diminta oleh si orang bijak, tapi setiap rumah mengaku pernah mengalami musibah ditinggal mati oleh kerabatnya. Entah itu orang tua, istri, nenek, kakek, adik, bahkan ada yang anaknya sudah meninggal.

Waktu berjalan dan tidak ada satu pun rumah yang didatanginya bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan.

Hal ini menjadikan Pemuda tersebut sadar, bahwa bukan hanya dirinya yang ditinggal mati oleh orang yang disayanginya.

Akhirnya, dia kembali mendatangi si orang bijak dan menyatakan pasrah akan kematian istriinya. Hingga kemudian dia menguburkan mayat istrinya itu, dan menyadari bahwa semua orang pasti pernah mengalami masalah sebagaimana yang dihadapinya.

Sahabat....
Jangan pernah menganggap bahwa masalah yang ada pada kita merupakan masalah yang paling besar, sehingga kita mengorbankan waktu hanya untuk terus meratapi musibah tersebut.

Yakinlah, bahwa semua orang di dunia ini pernah mengalami musibah, apapun bentuknya. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang menghadapi dan menyikapi masalah yang ada pada dirinya.

MALAIKAT KECIL

    Seorang gadis kecil bernama Dewi...4 tahun usianya. Hari itu diantar oleh ibundanya masuk sekolah Taman Kanak-kanak. Betapa bahagia hati Dewi, dengan langkah pasti dan berseragam lengkap, terbayang dibenaknya dia akan banyak teman, bisa bermain, saling berbagi, dan bergembira di lingkungan barunya. Hati sang Bunda pun juga bahagia mengantar putri satu2nya tercinta, ke dunia baru sang putri untuk meraih masa depan.

Keduanya bergandeng tangan melangkah pintu gerbang sekolah dan disambut para guru TK dengan sapaan ramah. Sang ibu memperkenalkan putrinya kepada seluruh guru2 di sekolah tersebut dengan penuh asih mereka menyambut Dewi sebagai murid spesial-nya. Murid spesial, karena Dewi adalah satu2-nya murid yang cacat. Sejak lahir Dewi hanya bertangan satu, tangan kanannya cacat, dan hanya tumbuh kecil bagai seonggok daging.

Dewi-pun dibimbing masuk ke kelas bersama teman-temannya yang lain sementara puluhan mata memandang dengan heran, sinis dan cibiran. Teman-teman kecilnya dengan polos menertawakan dirinya karena berbeda dengan yang lain. Sungguh rasanya Dewi ingin menahan tangis dan sakit hatinya ditertawakan teman-temannya.

Tidak kuasa membendung rasa malu dan air matanya, Dewi-pun berlari keluar ruangan dan menemui Bundanya, "....Bunda kita pulang saja.... Dewi tidak mau sekolah!!!..."

Sungguh kaget sang Bunda mendengar ucapan Dewi. Beberapa saat yang lalu putri tercintanya begitu bahagia, tapi sekejap telah berubah bagai awan mendung hitam. Sang Bunda pun segera membimbing Dewi pulang ke rumah. Sesampai di rumah Bunda dan Dewi terduduk dalam diam. Tidak tahu harus bagaimana memulai kalimat, Sang bunda pun kebingungan harus bagaimana membujuk sang bidadarinya untuk ceria dan bersemangat sekolah kembali.

Dalam kesunyian, bidadari kecil itu dalam tangisnya mulai memecah keheningan, "Bunda, mengapa Dewi hanya punya tangan satu? Sementara teman-teman Dewi yang lain punya dua tangan? Mengapa Tuhan nggak adil Bunda??? Pedih sekali sang Bunda mendengar pertanyaan malaikat kecilnya itu. Sesak nafas sang Bunda, ingin dia menangis di depan putri satu-satunya itu.

Sambil menata hati dan perasaannya sang bunda mendekat pada Dewi dan ilham terbit di benaknya. Dipeluknya dan dihapus air mata bidadari kecilnya seraya berbisik, "Sayangku, Tuhan Maha Adil. Tuhan teramat sayang sama Dewi. Sungguh Tuhan amat mencintaimu Nak. SEBENARNYA-LAH TUHAN MENYIMPAN SATU TANGANMU DI SURGA. Dia menjaga tanganmu disana dengan keindahanNya. Menjaga tanganmu dari dosa dan maksiat. Suatu saat kita kembali kepada-Nya pasti akan dikembalikan pada tubuhmu sayang. Putriku, tanganmu akan menyambut dirimu dengan bahagia jika dirimu selalu berbuat baik di dunia dan mematuhi perintah Tuhan......"

Hening sesaat, di wajah bidadari kecil itu pun mulai tersungging senyuman dan berkata, "Benarkah itu Bunda? Berarti Dewi tetap punya dua tangan ya?"

Jawab sang bunda, "Iya sayang, kamu tetap punya dua tangan dan kamu harus sabar menjemput tanganmu di surga".
Mendung di wajah bidadari kecil itupun lenyap dan berganti mentari ceria kembali.....

JENDELA RUMAH SAKIT

     Dua orang pria sedang di rawat di sebuah kamar Rumah Sakit, seorang diantaranya menderita penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan tempat tidurnya berada tepat dekat jendela di kamar itu, sedangkan pria lainnya harus berbaring lurus di atas punggungnya. Setiap sore, mereka saling berbincang selama berjam-jam. Ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada teman sekamarnya. Selama 1 jam, pria lain merasa senang dan bergairah membayangkan betapa indahnya di luar sana.

“Hey, kamu tahu tidak. Di luar jendela sana, ada sebuah kolam dengan taman yang indah. Angsa dan teratai menghiasi indahnya air dalam kolam, sedangkan di tepi kolam ada anak-anak yang sedang bermain, orang tua mereka berjalan bergandengan tangan di tengah taman yang dipenuhi dengan macam-macam bunga yang berwarna warni, dan juga nyanyian burung pipit yang menjadikan suasana penuh dengan keindahan. Wow, senja yang sangat indah!”, kata pria yang berada dekat jendela itu dengan bersemangat.

Mendengar cerita temannya, pria yang sedang berbaring memejamkan mata, sambil membayangkan semua keindahan yang telah diceritakan oleh temannya tadi. Perasaannya menjadi lebih tenang dalam menjalani kesehariannya di Rumah Sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, dan percaya dirinya semakin bertambah.

Pada suatu sore di hari yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas disana. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara-suara parade tersebut, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang telah menceritakan tentang parade tersebut, yang telah menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari, minggu ke minggu, hingga bulan ke bulan.
Dan hingga suatu pagi, pria yang terbaring di dekat jendela itu meninggal dunia dengan tenang di dalam tidurnya.

Temannya yang satu kamar itu merasa sangat sedih. Kemudian ia meminta perawat agar dapat memindahkan ke tempat tidur temannya tadi.
Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela Rumah Sakit. Betapa senangnya, karena akhirnya ia dapat melihat sendiri dan menikmati semua keindahan tersebut. Hatinya tegang, dengan perlahan ia mengeluarkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Dan ternyata, yang terlihat olehnya adalah, jendela tersebut hanyalah menghadap ke sebuah dinding kosong yang tinggi.

Karena bingung, ia bertanya pada perawat. Apa yang membuat temannya yang sudah meninggal tersebut, bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu.
Kemudian perawat tersebut menjawab, “Tahukah anda bahwa sesungguhnya, pria tadi adalah seorang yang buta, bahkan tidak dapat melihat dinding yang tinggi itu”. Pria itupun terpaku memandangi dinding yang tinggi dari jendela. Dan, sebelum perawat itu keluar ruangan, ia mengatakan sesuatu yang terlintas dalam fikirannya, “Barangkali, ia hanya ingin memberimu semangat hidup”.

JAM TANGAN

    Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.
“Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?”

“Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada
si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

HINAAN MEMBAWA BERKAH

    Suatu hari, anak muda ini mengantar penuh muatan berisi puluhan buku ke kantor berlantai 7 di suatu perguruan tinggi,  ketika dia memanggul buku-buku tersebut menunggu di lift, seorang Security yang berusia 50-an menghampirinya dan berkata :

“Mohon maaf Lift ini untuk profesor dan dosen, lainnya tidak diperkenankan memakai lift ini, anda harus lewat tangga!”

Anak muda memberikan penjelasan pada Security itu :

“Saya hanya ingin mengantar buku semobil ini ke kantor lantai 7, ini kan buku pesanan kampus ini !”

Namun, dengan keras Security itu berkata :

"Saya bilang tidak boleh ya tidak boleh, kau bukan profesor atau pun dosen, jadi tidak boleh menggunakan lift ini. sudah menjadi peraturan di kampus ini, dan saya hanya menjalankan tugas".

Kedua orang itu berdebat cukup lama di depan pintu lift, tapi Security itu tetap bersikeras tidak mau mengalah. Dalam benak anak muda itu berpikir, jika hendak mengangkut habis buku semobil penuh ini, paling tidak harus bolak-balik 20 kali lebih ke lantai 7, ini akan sangat melelahkan.

Kemudian, anak muda itu tidak dapat menahan lagi Security yang menyusahkan ini, lantas begitu pikirannya terlintas, ia memindahkan tumpukan buku-buku itu ke sudut aula, kemudian pergi begitu saja.

Setelah itu, anak muda menjelaskan peristiwa yang dialaminya kepada bos, dan bos bisa memakluminya sekaligus juga mengajukan surat pengunduran diri pada bosnya, dan segera setelah itu ia pergi ke toko buku membeli bahan pelajaran sekolah SMU dan buku referensi, sambil meneteskan air mata ia berjanji, saya harus bekerja keras, harus bisa lulus masuk ke perguruan tinggi, saya tidak akan membiarkan dilecehkan orang lagi.

Selama 6 bulan menjelang ujian, anak muda ini belajar selama 14 jam setiap hari, sebab ia sadar, waktunya sudah tidak banyak, ia tidak bisa lagi mundur, saat ia bermalas-malasan, dalam benaknya selalu terbayang akan hinaan security yang tidak mngizinkannya memakai lift, membayangkan diskriminasi ini, ia segera memacu semangatnya, dan melipatkan gandakan kerja kerasnya.

Belakangan, anak muda ini akhirnya berhasil lulus masuk ke salah satu lembaga ilmu kedokteran. Dan kini, selama 20 tahun lebih telah berlalu, sang anak muda akhirnya berhasil menjadi seorang dokter klinik.

Sang dokter merenung sejenak, ketika itu, jika bukan karena security yang sengaja mempersulitya, bagaimana mungkin ia menyeka air matanya dari hinaan itu, dan berdiri dengan berani ?

Dia telah berhutang budi pada security yang menghinanya !

FILOSOFI CINTA

    Cinta, satu kata dengan seribu makna yang bisa dibilang bukan main rumitnya, seperti Matematika, kimia, fisika, dan biologi. Kadang bisa menjadi mudah jika kita mengerti, kadang pula bisa menjadi sangat sulit jika kita tak memahaminya dengan baik

Cinta tak mengenal Trigonometri untuk mengetahui sisi-sisinya dan Aturan Kosinus untuk mengetahui seberapa besar luasnya.

Cinta tidak menggunakan Metode Grafik, Eliminasi, Substitusi, dan Campuran untuk menyelesaikan suatu himpunan layaknya Sistem Persamaan Linear Dua dan Tiga Variabel.

Cinta tak seperti Logaritma yang bisa dengan mudah diselesaikan cukup dengan mengetahui sifat-sifatnya.
Tetapi cinta harus seperti Eksponen yang selalu bernilai positif agar tidak terjadinya Negasi yang menyebabkan perubahan makna dan timbulnya perbedaan.

Andai Cinta bagaikan Ikatan Elektrovalen, yang terbentuk karena adanya gaya tarik menarik Ion positif dan ion negatif. Pasti cinta dapat bersemi meskipun adanya perbedaan.
Tetapi Cinta justru terbentuk lebih karena adanya persamaan. Seperti Ikatan Kovalen yang hanya terjadi pada unsur yang sama, yaitu unsur non logam dan non logam.

Cinta tak seperti Hukum 1 Newton yang jika diam akan tetap diam dan jika bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.

Cinta juga tak seperti Hukum II Newton yang berbanding lurus dan searah dengan gaya yang mana berat beban, gaya yang bekerja, dan percepatannya sama. Sehingga tidak ada usaha dan pertahanan yang dilakukan.

Tetapi Cinta itu terjadi karena ada yang memulai dan menerima seperti Hukum III Newton yang mana hanya akan terjadi karena adanya gaya Aksi dan Reaksi.

Cinta memang indah seperti lumut di Green Land
Jika dilihat dari atas akan tampak indah, namun jika kita tidak berhati-hati, kita akan terpeleset karna licinnya.

Cinta memang dapat menjadi pengobat rindu
Namun jika Sistem Immune kita lemah, kita dapat terinfeksi virus cinta yang dapat mengendalikan kita kearah yang buruk. Beradaptasi lah dengan cinta, agar kita terbiasa dengan lingkungannya dan tidak terjebak didalamnya

Cinta, satu kata beda makna
Seperti Matematika yang memerlukan ketelitian
Seperti Kimia yang memerlukan keahlian
Seperti Fisika yang memerlukan logika dan rumus
Seperti biologi yang memerlukan pemahaman

Cinta memang sulit, tetapi harus ditaklukkan
Jangan bertanya mengapa? Kelak kau akan tahu dan mengerti betapa hidup ini memerlukan cinta…

CERITA DARI GUNUNG

    Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. "Aduhh!" jeritannya memecah
keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduhh!". Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei! Siapa kau?" Jawaban yang terdengar, "Hei! Siapa kau?" Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, "Apa yang terjadi?"

Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku, coba perhatikan." Lelaki itu berteriak keras, "Saya kagum padamu!" Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!" Sekali lagi sang ayah berteriak "Kamu sang juara!" Suara itu menjawab, "Kamu sang juara!" Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti. Lalu sang ayah menjelaskan, "Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah kehidupan."

Kehidupan akan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakan kita. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kita ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, maka ciptakan cinta di dalam hatimu. Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kita berikan kepadanya. Ingat.. hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan dari diri kita.

BATU RUBI YANG RETAK

    Alkisah, di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.

Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut.

“Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.

Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.

“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya. ”

“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.

Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”

Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.

Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”

Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.

Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.

----------------------------
Tak ada yang manusia yang sempurna didunia ini, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!

AIR MINUM DIGURUN

    Seorang pria tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan. Akhirnya, ia tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar.

Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan,”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.

“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya.

Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.

Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil.

Terkadang kita harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. hidup ini seperti sebuah taruhan, jika salah dalam mengambil keputusan, maka bukan keberhasilan yg kita dapatkan malah sebaliknya. tetapi terkadang juga kita harus berani untuk mengambil sebuah keputusan untuk bisa mendapatkan suatu hal yg lebih baik. Jalani hidup ini dengan benar lakukan dengan ikhlas tanpa harus menyakiti orang lain,insya Alloh Tuhan akan memberi jalan.

BATU KECIL

    Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba
melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu
lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Alloh kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Alloh melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat
kepadaNya, Alloh sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN

    Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.

Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,”Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”

Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”

Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?”"

Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”

Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa