Sabtu, 09 Maret 2013

MALAIKAT KECIL

    Seorang gadis kecil bernama Dewi...4 tahun usianya. Hari itu diantar oleh ibundanya masuk sekolah Taman Kanak-kanak. Betapa bahagia hati Dewi, dengan langkah pasti dan berseragam lengkap, terbayang dibenaknya dia akan banyak teman, bisa bermain, saling berbagi, dan bergembira di lingkungan barunya. Hati sang Bunda pun juga bahagia mengantar putri satu2nya tercinta, ke dunia baru sang putri untuk meraih masa depan.

Keduanya bergandeng tangan melangkah pintu gerbang sekolah dan disambut para guru TK dengan sapaan ramah. Sang ibu memperkenalkan putrinya kepada seluruh guru2 di sekolah tersebut dengan penuh asih mereka menyambut Dewi sebagai murid spesial-nya. Murid spesial, karena Dewi adalah satu2-nya murid yang cacat. Sejak lahir Dewi hanya bertangan satu, tangan kanannya cacat, dan hanya tumbuh kecil bagai seonggok daging.

Dewi-pun dibimbing masuk ke kelas bersama teman-temannya yang lain sementara puluhan mata memandang dengan heran, sinis dan cibiran. Teman-teman kecilnya dengan polos menertawakan dirinya karena berbeda dengan yang lain. Sungguh rasanya Dewi ingin menahan tangis dan sakit hatinya ditertawakan teman-temannya.

Tidak kuasa membendung rasa malu dan air matanya, Dewi-pun berlari keluar ruangan dan menemui Bundanya, "....Bunda kita pulang saja.... Dewi tidak mau sekolah!!!..."

Sungguh kaget sang Bunda mendengar ucapan Dewi. Beberapa saat yang lalu putri tercintanya begitu bahagia, tapi sekejap telah berubah bagai awan mendung hitam. Sang Bunda pun segera membimbing Dewi pulang ke rumah. Sesampai di rumah Bunda dan Dewi terduduk dalam diam. Tidak tahu harus bagaimana memulai kalimat, Sang bunda pun kebingungan harus bagaimana membujuk sang bidadarinya untuk ceria dan bersemangat sekolah kembali.

Dalam kesunyian, bidadari kecil itu dalam tangisnya mulai memecah keheningan, "Bunda, mengapa Dewi hanya punya tangan satu? Sementara teman-teman Dewi yang lain punya dua tangan? Mengapa Tuhan nggak adil Bunda??? Pedih sekali sang Bunda mendengar pertanyaan malaikat kecilnya itu. Sesak nafas sang Bunda, ingin dia menangis di depan putri satu-satunya itu.

Sambil menata hati dan perasaannya sang bunda mendekat pada Dewi dan ilham terbit di benaknya. Dipeluknya dan dihapus air mata bidadari kecilnya seraya berbisik, "Sayangku, Tuhan Maha Adil. Tuhan teramat sayang sama Dewi. Sungguh Tuhan amat mencintaimu Nak. SEBENARNYA-LAH TUHAN MENYIMPAN SATU TANGANMU DI SURGA. Dia menjaga tanganmu disana dengan keindahanNya. Menjaga tanganmu dari dosa dan maksiat. Suatu saat kita kembali kepada-Nya pasti akan dikembalikan pada tubuhmu sayang. Putriku, tanganmu akan menyambut dirimu dengan bahagia jika dirimu selalu berbuat baik di dunia dan mematuhi perintah Tuhan......"

Hening sesaat, di wajah bidadari kecil itu pun mulai tersungging senyuman dan berkata, "Benarkah itu Bunda? Berarti Dewi tetap punya dua tangan ya?"

Jawab sang bunda, "Iya sayang, kamu tetap punya dua tangan dan kamu harus sabar menjemput tanganmu di surga".
Mendung di wajah bidadari kecil itupun lenyap dan berganti mentari ceria kembali.....

Tidak ada komentar: